Alat indera kita berfungsi sebagai reseptor atau penerima
rangsangan, dan setiap reseptor berfungsi untuk merespon rangsangan tertentu
saja, misalnya mata untuk merespon rangsangan cahaya, dan hidung sebagai indra
pencium berfungsi untuk merespon rangsangan bau.
·
Hidung
( indera penciuman / pembau ) :
Hidung merupakan alat visera (alat dalam rongga badan) yang erat
hubungannya dengan gastrointestinalis. Sebagian rasa berbagai makanan merupakan
kombinasi penciuman dan pengecapan. Reseptor penciuman merupakan kemoreseptor
yang dirangsang oleh molekul larutan di dalam mukus. Reseptor penciuman juga
merupakan reseptor jauh (telereseptor). Jarak penciuman tidak disalurkan dalam
talamus dan tidak di proyeksikan neokorteks bagi penciuman.
Olfaktori
adalah organ pendeteksi bau yang berasal dari makanan. Pada manusia, bau
mempunyai muatan afeksi yang bisa menyenangkan atau membangkitkan rasa
penolakan dan keterlibatan memori, selain itu bau juga penting untuk nafsu
makan. Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel
olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut - serabut
saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung
beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau - bauan di
udara.
Sel-sel
olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada
selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson
membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan
menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia.
Di dalam hidung (nasus) terdapat organum olfactorium perifer.
Daerah sensitif pada indera pembau terletak di bagian atas rongga hidung.
Ø Struktur indera penciuman / pembau terdiri dari :
1.
Sel-sel
penyokong yang berupa sel-sel epitel.
2.
Sel-sel
pembau (sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai reseptor
Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas kimia (kemoreseptor).
Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia.
Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas kimia (kemoreseptor).
Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia.
Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang
disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel
penyokong. Sel resptor olfaktoriberbentuk silindris dan mempunyai filament - filamen
seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju
bulbus olfaktorius pada sistem saraf pusat. Sel – sel olfaktorius di dampingi oleh
sel-sel penunjang yang berupa sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak
semu.
Rangsang yang diterima indera penciuman tersebut berupa bau. Bau
merupakan molekul bahan kimia yang menguap dan melayang di udara.
Ø Bagian – Bagian Hidung :
Hidung terdiri
atas dua bagian, yaitu lubang hidung dan rongga hidung. Rongga hidung
terbentuk oleh tulang hidung dan tengkorak. Pada rongga hidung
terdapat selaput lendir atau membran mukus dan rambut halus yang disebut
bulu hidung atau silia.
Bulu hidung dan selaput lendir
berguna untuk menyaring kotoran yang masuk hidung bersama dengan
udara pernapasan. Kotoran tersebut dapat berupa debu, kuman, dan cairan.
-
Rongga hidung (nasal cavity), berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian
belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita
yang di sebut dengan palate.
-
Mucous membrane , berfungsi
mengahangatkan udara dan melembabkannya.Bagian ini membuat mucus (lendir atau
ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bagkteri, dan partikel-partikel kecil
lainnya yang dapat merusak paru-paru.
Ø Fungsi Hidung :
Fungsi hidung dan cavitas nasi berhubungan dengan :
-
Fungsi
penghidu.
-
Pernapasan.
-
Penyaring
debu.
-
Pelembapan
udara pernapasan.
-
Penampungan
sekret dari sinus paranasales dan ductus nasolacrimalis.
Bentuk luar hidung sangat bervariasi dalam hal ukuran dan bentuk, terutama
karena perbedaan pada tulang - tulang rawan hidung. Punggung hidung meluas dari
akar hidung di wajah ke puncaknya (ujung hidung). Pada permukaan inferior
terdapat dua lubang, yakni naris anterior yan terpisah satu dari yang lain oleh
septum nasi. Septum nasi ini yang untuk sebagian berupa tulang dan untuk
sebagian berupa tulang rawan, membagi cavitas nasi menjadi dua rongga kanan dan
kiri.
Septum
nasi terdiri dari komponen berikut :
1. Lamina perpendicularis ossis ethmoidalis.
1. Lamina perpendicularis ossis ethmoidalis.
2. Vomer.
3. Cartilago septinasi.
Ø Cara Kerja Hidung :
Cara kerja hidung adalah saat kita bernafas bau ikut masuk ke dalam hidung. Di rongga hidung, bau akan larut di dalam lendir. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita.
Ø
Kepekaan hidung
terhadap rangsangan :
Dengan mecium bau, anda dapat mengetahui jenis suatu zat (bahan). Namun demikian, kita kadang mempunyai kemampuan berbeda untuk membedakan bau. Hidung yang tersumbat dapat mengurangi ketajaman penciuman.
Ø Kelainan
Pada Indera Penciuman / pembau :
Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan. Akibatnya, kepekaan
hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak dapat mencium bau suatu benda.
Kelainan - kelainan pada hidung yaitu:
1.
Angiofibroma Juvenil,
adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang atau tenggorokan bagian atas
(nasofaring), yang mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling sering ditemukan
pada anak - anak laki yang sedang mengalami masa puber.
2. Papiloma
Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak suara (laring). Papiloma
disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada anak usia 1 tahun. Papiloma
bisa menyebabkan suara serak, kadang cukup berat sehingga anak tidak dapat
berbicara dan bisa menyumbat saluran udara.
3. Rhinitis
Allergica, adalah peradangan hidung karena alergi. Disebabkan oleh
adanya reaksi alergi pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya substansi asing
ke dalam saluran tenggorokan.
4. Sinusitis,
adalah peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan
dengan rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalam waktu menahun
(kronis).
5. Salesma
dan influenza, adalah infeksi pada alat pernapasan yang disebabkan
oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit leher dan
kadang-kadang panas atau sakit pada persendian.
6. Anosmia, adalah Akibat kelainan
Anosmia ini indera penciuman kita dapat kehilangan sensitivitas terhadap rasa
bau, sehingga kita tidak bisa mencium bau dari sesuatu benda atau zat tertentu. Anosmia dapat disebabkan oleh :
Penyumbatan rongga hidung akibat pilek, Terdapat polip atau tumor di rongga
hidung, Sel rambut rusak akibat infeksi kronis, Gangguan pada saraf olfaktori.
7. Rinitis alergi, adalah
kelainan pada hidung dengan gejala-gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan
tersumbat setelah mukosa hidung terpapardengan allergen (zat
yang menyebabkan alergi
pada orang-orang tertentu).
Ø Memelihara
Kesehatan Hidung :
Hidung yang
sehat akan berfungsi dengan baik. Beberapa cara merawat hidung agar tetap
sehat, antara lain, sebagai berikut :
1. Membersihkan hidung secara rutin. Sebaiknya kita membersihkan hidung setiap hari. Hidung menjadi kotor karena udara yang kita hirup mengandung debu.
Membersihkan hidung sebaiknya menggunakan
kapas.
2. Menutup
hidung saat berada pada lingkungan yang kotor. Misalnya, lingkungan yang
berdebu, banyak asap rokok, dan asap kendaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar