Senin, 17 April 2017

Indra Penciuman (Hidung)




Alat indera kita berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan, dan setiap reseptor berfungsi untuk merespon rangsangan tertentu saja, misalnya mata untuk merespon rangsangan cahaya, dan hidung sebagai indra pencium berfungsi untuk merespon rangsangan bau. 
·       Hidung ( indera penciuman / pembau ) :  
Hidung merupakan alat visera (alat dalam rongga badan) yang erat hubungannya dengan gastrointestinalis. Sebagian rasa berbagai makanan merupakan kombinasi penciuman dan pengecapan. Reseptor penciuman merupakan kemoreseptor yang dirangsang oleh molekul larutan di dalam mukus. Reseptor penciuman juga merupakan reseptor jauh (telereseptor). Jarak penciuman tidak disalurkan dalam talamus dan tidak di proyeksikan neokorteks bagi penciuman.
Olfaktori adalah organ pendeteksi bau yang berasal dari makanan. Pada manusia, bau mempunyai muatan afeksi yang bisa menyenangkan atau membangkitkan rasa penolakan dan keterlibatan memori, selain itu bau juga penting untuk nafsu makan.  Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut - serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau - bauan di udara.
Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia.
Di dalam hidung (nasus) terdapat organum olfactorium perifer. Daerah sensitif pada indera pembau terletak di bagian atas rongga hidung.
Ø  Struktur indera penciuman / pembau  terdiri dari : 
1.     Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel.
2.     Sel-sel pembau (sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai reseptor
Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas kimia (kemoreseptor).
Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia.
Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong. Sel resptor olfaktoriberbentuk silindris dan mempunyai filament - filamen seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus olfaktorius pada sistem saraf pusat. Sel – sel olfaktorius di dampingi oleh sel-sel penunjang yang berupa sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak semu.
Rangsang yang diterima indera penciuman tersebut berupa bau. Bau merupakan molekul bahan kimia yang menguap dan melayang di udara.
Ø  Bagian – Bagian Hidung :
Hidung terdiri atas dua bagian, yaitu lubang hidung dan rongga hidung. Rongga hidung terbentuk oleh tulang hidung dan tengkorak. Pada rongga hidung terdapat selaput lendir atau membran mukus dan rambut halus yang disebut bulu hidung atau silia.
          Bulu hidung dan selaput lendir berguna untuk menyaring kotoran yang masuk hidung bersama dengan udara pernapasan. Kotoran tersebut dapat berupa debu, kuman, dan cairan.
-         Rongga hidung (nasal cavity),  berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate.
-          Mucous membrane , berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya.Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bagkteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.

Ø  Fungsi Hidung :
Fungsi hidung dan cavitas nasi berhubungan dengan :
-         Fungsi penghidu.
-         Pernapasan.
-         Penyaring debu.
-         Pelembapan udara pernapasan.
-         Penampungan sekret dari sinus paranasales dan ductus nasolacrimalis.
Bentuk luar hidung sangat bervariasi dalam hal ukuran dan bentuk, terutama karena perbedaan pada tulang - tulang rawan hidung. Punggung hidung meluas dari akar hidung di wajah ke puncaknya (ujung hidung). Pada permukaan inferior terdapat dua lubang, yakni naris anterior yan terpisah satu dari yang lain oleh septum nasi. Septum nasi ini yang untuk sebagian berupa tulang dan untuk sebagian berupa tulang rawan, membagi cavitas nasi menjadi dua rongga kanan dan kiri.
Septum nasi terdiri dari komponen berikut :
          1.   Lamina perpendicularis ossis ethmoidalis.
2.  Vomer.
3.  Cartilago septinasi.

Ø  Cara Kerja Hidung :

          Cara kerja hidung  adalah saat kita bernafas bau ikut masuk ke dalam hidung. Di rongga hidung, bau akan larut di dalam lendir.
Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita.
Ø Kepekaan hidung terhadap rangsangan :

            Dengan mecium bau, anda dapat mengetahui jenis suatu zat (bahan). Namun demikian, kita kadang mempunyai kemampuan berbeda untuk membedakan bau. Hidung yang tersumbat dapat mengurangi ketajaman penciuman.

Ø Kelainan Pada Indera Penciuman / pembau :
Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan. Akibatnya, kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak dapat mencium bau suatu benda. Kelainan - kelainan pada hidung yaitu:
1.     Angiofibroma Juvenil, adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang atau tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling sering ditemukan pada anak - anak laki yang sedang mengalami masa puber.
2.   Papiloma Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak suara (laring). Papiloma disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada anak usia 1 tahun. Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang cukup berat sehingga anak tidak dapat berbicara dan bisa menyumbat saluran udara.
3.  Rhinitis Allergica, adalah peradangan hidung karena alergi. Disebabkan oleh adanya reaksi alergi pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya substansi asing ke dalam saluran tenggorokan.
4.   Sinusitis, adalah peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
5.   Salesma dan influenza, adalah  infeksi pada alat pernapasan yang disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian.
6.   Anosmia, adalah Akibat kelainan Anosmia ini indera penciuman kita dapat kehilangan sensitivitas terhadap rasa bau, sehingga kita tidak bisa mencium bau dari sesuatu benda atau zat tertentu. Anosmia dapat disebabkan oleh : Penyumbatan rongga hidung akibat pilek, Terdapat polip atau tumor di rongga hidung, Sel rambut rusak akibat infeksi kronis, Gangguan pada saraf olfaktori.
7.   Rinitis alergi,  adalah kelainan pada hidung dengan gejala-gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapardengan allergen (zat yang menyebabkan alergi pada orang-orang tertentu).
Ø Memelihara Kesehatan Hidung :
 Hidung yang sehat akan berfungsi dengan baik. Beberapa cara merawat hidung agar tetap sehat, antara lain, sebagai berikut :

1.  Membersihkan hidung secara rutin. Sebaiknya kita membersihkan hidung setiap         hari. Hidung menjadi kotor karena udara yang kita hirup mengandung debu.
Membersihkan hidung sebaiknya menggunakan kapas.  

2.  Menutup hidung saat berada pada lingkungan yang kotor. Misalnya, lingkungan yang berdebu, banyak asap rokok, dan asap kendaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar